Rabu, 29 Februari 2012

Mobil Batik: Mencatat Sejarah Lewat Batik

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 06.03 0 komentar
Pertanyaan apa selanjutnya setelah Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO, mengakui batik Indonesia sebagai warisan dunia tak benda pada Oktober 2009 dijawab oleh masyarakat.
Berbagai kegiatan swadaya di sana-sini terus berlangsung. Mercedes Benz Indonesia salah satunya, dengan meminta perancang busana Carmanita melukis satu mobil Mercedes Benz C250 CGI dengan motif batik. Gubernur DKI Fauzi Bowo meluncurkan mobil batik tersebut di Balaikota Jakarta pada 9 Februari 2010. Setelah itu, mobil tersebut dipamerkan ke berbagai tempat. Mobil seharga 1 miliar itu akhirnya berhasil digondol Piyu, personel band Padi.
Mobil bergaya sport itu berwarna dasar merah marun di bagian depan dan warna perak di bagian belakang. Carmanita, cucu seniman batik dan pencipta lagu anak Bintang Sudibjo atau Ibu Sud, menerakan corak batiknya yang khas memakai titik-titik dengan inti motif bunga.

Helm Batik

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 04.42 0 komentar
Motor Kian marak.namun Biker kadang Melupakan Peraturan dalam berkendara.Kini kami Hadirkan HELM BATIK INDONESIA.Helm Batik adalah Helm berlabel SNI dan di modifikasi dengan Motif Batik tulis.Dalam pengerjaannya Menggunakan CANTING, yakni alat Batik Asli dari Pekalongan. Kami Bangga menghadirkan HELM BATIK INDONESIA..!!!















Handphone Batik

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 04.17 0 komentar

Surya Citra Multimedia (SCM), produsen produk handphone (HP) nasional Elzio, kembali mengeluarkan produk teranyar Handphone type i1u (baca : I-Want-You) minggu lalu (8/1), dengan mengusung isu ‘Go Green’. Tema ini diangkat dalam rangka partisipasi Elzio dalam pelestrarian lingkungan serta pelestarian budaya Indonesia.
Surya Candra, Direktur Surya Citra Multimedia (SCM) mengatakan, bahwa dengan mengusung isu Go Green untuk pelestarian lingkungan serta keunikan Batik sebagai budaya asli bangsa Indonesia yang terancam ”dicuri” negara tetangga. “Elzio mengeluarkan desain unik untuk casing belakang dalam balutan motif kayu dan motif Batik,” ujarnya. Lebih dia menuturkan, dimana batik identik dengan bangsa Indonesia. Hal ini sebagai bentuk kepedulian Elzio untuk melindungi batik sebagai warisan budaya asli bangsa Indonesia. “Dan juga kebanggaan dan kecintaan kami menjadi rakyat Indonesia, dengan menampilkan memilih batik sebagai desain casing belakang type i1u,” kata Surya dengan bangga.

Selasa, 28 Februari 2012

Traktor Excavator Pertama Bermotif Batik

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 02.29 0 komentar

batik traktor indonesia

Saat ini batik sudah sangat menjamur dari mobil batik pertama milik gitaris padi “ PIYU” yang katanya Marcedes Benz batik pertama di dunia konon harganya tembus 1M. Belum lagi helm batik, handphone batik dan yang terbaru gak kalah seru  nih, yaitu Traktor Batik. Traktor excavator pertama bermotif batik dikeluarkan oleh PT United Tractors tanggal 2 Maret lalu dan tercatat sebaga rekor MURI. Truntum Bangreng Kupu adalah motif yang diambil yang artinya semangat untuk bertransformasi seperti kupu-kupu dan keinginan untuk terus tumbuh berkembang seperti bunga truntum. Wah luar biasa ni traktor, sayang juga yah klo dipake buat garuk-garuk tanah kan traktor sendiri untuk mengerjakan hal-hal yang berat. Mungkin inilah wujud kegembiraan kita sebagai bangsa Indonesia yang salah satu budaya kita yaitu batik telah diakui dunia yang sebelumnya sempat diakui negara lain.

Kedepan kita harus terus menggunakan batik bukan hanya untuk dikain saja tapi apapun bisa kita berikan batik sebagai motif seperti Traktor tadi, mudah-mudahan nanti ada gedung Batik, pesawat batik dll :D

Rabu, 22 Februari 2012

Solo Batik Carnival 2012

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 05.37 0 komentar
SOLO – Ajang Solo Batik Carnival (SBC) akan digelar untuk kali kelima pada 2012 ini. Seperti biasa, ajang tersebut akan berlangsung pada akhir Juni. Kendati demikian, persiapan acara itu sudah mulai disosialisasikan.
Dikemas dalam bentuk fashion show bertemakan red batik fashion yang diperagakan oleh sekitar 20 model, ajang tersebut mulai disosialisasikan kepada masyarakat di car free day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Minggu (29/1). “Hari ini kami memulai sosialisasi SBC karena mulai mulai tanggal 1-15 Februari akan dibuka pendaftaran peserta, dilanjutkan workshop pada 19 Februari sampai 30 Mei. Sedangkan hari H-nya 30 Juni,” jelas salah satu panitia, Heru Prasetyo, saat diwawancari wartawan di sela-sela acara.
Pendaftaran peserta akan dibuka di kelurahan-kelurahan agar lebih mendekatkan kepada masyarakat. Sedangkan sekretariat SBC dan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya untuk peserta dari luar Solo.

Batik Di Indonesia

Diposting oleh Kharisma Dinda Prasiwi di 05.27 0 komentar
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi  (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Sejarah teknik batik





Detail ukiran kain yang dikenakan Prajnaparamita, arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.
 

Gentayangan Antara Ada Dan Tiada Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting